Minggu, 15 Januari 2017

Ini Yang Akan Dilakukan Menteri Yohana Dengan Perempuan Papua

Jakarta – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise berencana akan merealisasikan program pemberdayaan perempuan dan anak di Prov. Papua dan Papua Barat.
Yohana mengatakan bahwa program yang akan dijalankan nantinya berupa pelatihan mengukir, membuat minyak kelapa dan beberapa pelatihan lainnya.
Hal itu ia utarakan setelah berkordinasi bersama Menkopolhukam, Wiranto di kantor Kemenkopolhukam Jakarta pagi tadi.
Program tersebut memiliki tujuan agar perempuan-perempuan papua dapat mandiri dan dapat membantu perekonomian mereka mulai dari tingkat perekonomian keluarga. Rencananya Yohana akan membangun industri-industri rumahan di dua provinsi tersebut.
“Saat ini sudah dimulai dengan pelatihan-pelatihan, mesin bantu sudah kami bagi. Hal ini agar perempuan Papua dan Papua Barat dapat mandiri dan nantinya dapat membuat industri rumahan sendiri”, jelas Yohana.
“Pelatihan sementara ini sedang berlangsung di beberapa tempat, seperti mesin pembuat ikan asap, mesin kopi yang di bagi di Wamena, Mesin pembuat minyak kelapa. Nanti akan ditambah dengan pelatihan pembuatan sagu di pabrik saguserta pelatihan menganyam yang tenaga pengajarnya kualifikasi profesional, kita sengaja datangkan pengrajin dari NTT, Bali untuk mengajar disana”, Ujar Yohana menambahkan.
Menteri Yohana akan berangkat malam ini ke Papua dan sesampainya di Papua akan langsung berkordinasi dengan Dewan Adat Papua agar program tersebut berjalan lancar.

Rabu, 27 Juli 2016

Asal Usul Burung Cenderawasih Burung Dari Surga

Begitu indahnya burung Cendrawasih, maka diberi gelar burung dari surga - genus Paradisaea. Alasannya, karena bulunya sangat cantik seperti bidadari yang turun dari surga. Tahukah kamu sejarah yang cukup lucu sehingga dianggap burung "surga"?
Di tahun 1522, ketika Antonio Pigafetta dan Magelhan kembali ke Sevilla dari perjalanan keliling dunia, Pigafetta membawa kulit cendrawasih kuning sebagai oleh-oleh Raja Bacan dari Maluku Utara untuk Raja Spanyol.

Salah satu oleh-oleh tadi dikirim oleh raja pada Uskup Villadolid di Roma untuk dipelajari secara ilmiah. Para pakar hewan kala itu begitu kagum ketika melihatnya. Akhirnya cita-cita mereka terkabul. Maklum, saat itu kisah soal keindahan burung ini hanya didengar seperti legenda belaka.

"Bulu burung itu luar biasa indahnya. Jadi pantas kalau berasal dari Taman Firdaus di Surga," demikian kira-kira pendapat mereka. Karena itulah, burung yang bulunya kuning emas dan coklat, dengan leher hijau zamrud itu disepakati sebagai bird of paradise - burung dari surga.

Bukan hanya penampilannya saja yang jadi penyebab julukan burung surga, tetapi ditambah kabar yang beredar luas di Eropa saat itu. Disebutkan, burung ini sebenarnya bukan bagian dari surga, tetapi hanya melayang-layang dekat surga alias di ruang angkasa. Tak pernah ditemukan di muka bumi.

Makanannya hanya embun. Kawin pun tetap di udara. Telurnya dierami oleh betina dengan cara nongkrong di punggung jantan. Alasannya, karena burung ini terbang terus. Bila mereka lelah, barulah beristirahat di pepohonan bumi dengan cara mengaitkan bulu ekor yang panjang ke cabang pohon. Tidurnya seperti cara kelelawar.

Dari mana cerita-cerita itu berkembang luas? Entah, kemungkinan karena ulah para pedagang. Kebetulan, para pedagang yang berkelana ke kepulauan Nusantara lalu pulang ke Eropa banyak yang membawa bulu burung cendrawasih untuk dijual. Harganya sangat mahal.

Nah, saat para pedagang menangkap cendrawasih dan mengulitinya, mereka selalu memotong kaki burung tersebut. Alasannya, kaki-kaki ini akan membusuk kalau tidak dibuang dan bisa merusak kulit berikut bulunya. Agar awet dalam perjalanan di laut berbulan-bulan, bulu burung diawetkan dengan teknik pengasapan sederhana.

Jadi ketika sampai di Eropa, orang pun banyak yang percaya bahwa burung ini tak punya kaki. Akhirnya gosip soal asalnya yang dari surga, selalu terbang tak pernah berhenti, bahkan bertelur di udara menyebar luas.

Sementara di atas kapal, para pedagang tertawa terkekeh-kekeh karena bualan mereka dipercaya begitu saja. Mereka juga sengaja merahasiakan ini agar harga bulu burung cendrawasih tetap mahal.

Ada yang tertawa, ada yang tertipu. Bukan hanya masyarakat awam yang dibohongi, juga kaum intelektual alias pakar hewan di Eropa. Burung cendrawasih saat itu diberi nama ilmiah: Paradisaea a poda (a = tanpa, poda = kaki).

Begitulah, karena akal-akalan pedagang, maka cendrawasih menjadi burung surga.


Sumber

Apakabardunia.com   

Senin, 25 Juli 2016

HKJM Gelar Pertunjukan Wayang Kulit Bagi Masyarakat Jayapura

Jayapura, PAPUANEWS.ID – Komunitas Himpunan Kerukunan Jawa Madura (HKJM) mengadakan halal bi halal dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di GOR Waringin Kota Raja, Sabtu malam, (23,7).

Acara tersebut juga diperuntukkan bagi masyarakat Kota Jayapura untuk memupuk tali silahturami dengan masyarakat pendatang terutama Jawa dan Madura serta sebagai ajang pengenalan budaya Jawa yaitu wayang kulit kepada masyarakat Papua di Jayapura.

Ketua HKJM, H. Sasminanto, SH. MH. mengungkapkan kepeduliannya terhadap kerukunan hidup berbangsa dan bernegara di Papua terkhusus kota Jayapura. Acara ini juga menyediakan makan malam bagi seluruh pengunjung yang hadir.

“Acara ini untuk mengenalkan budaya Jawa kepada masyarakat Papua yang berada di Jayapura. Inilah bukti Indonesia memiliki beragam adat dan budaya. Disamping mempererat hubungan kekeluargaan antar masyarakat,” ujarnya.

Dalam acara tersebut hadir juga Presiden Gong Perdamaian Dunia dan Nusantara, DR. Djuyoto Suntani yang memberikan selendang perdamaian kepada Ketua HKJM sebagai apresiasi karena telah ikut melestarikan kebudayaan Indonesia dalam hal ini wayang kulit dan mempelopori persatuan dan kesatuan di Jayapura.

Hal tersebut dikatakannya saat memberikan sambutannya dalam acara tersebut. “Saya sangat mengapresiasi berlangsungnya acara ini. Acara bertema budaya seperti ini sudah jarang ditemui, maka dari itu saya mengajak kita semua untuk tetap melestarikan kebudayaan bangsa kita yang kaya,” katanya.

Di akhir acaranya Ketua HKJM memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat Jawa dan Madura yang berada di Papua untuk sentiasa menjaga ikatan silahturahim terhadap masyarakat Papua yang selama ini sudah terbina baik. Dirinya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Papua yang telah berkontribusi besar selama berlangsungnya acara ini. (Red,Ki)

Minggu, 24 Juli 2016

Forkompinda Dan Masyarakat Mimika Menolak Aksi Syukuran KNPB


Jayapura, PAPUANEWS.ID – Setelah beberapa kali melakukan aksi damai yang selalu berujung pada tindakan anarkis oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB), kali ini KNPB wilayah Mimika kembali berencana menggelar aksi syukuran pada 30 Juli mendatang sebagai respon atas hasil pertemuan negara-negara pasifik (MSG) beberapa waktu lalu.

Terkait hal tersebut, Bupati Mimika, Eltinus Omaleng beserta seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, yang meliputi Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat juga TNI dan Polri, sepakat menolak aksi tersebut.

Eltinus juga menyampaikan, setiap aksi yang dilakukan oleh KNPB baik itu Demo Damai, ataupun Aksi Syukuran sesungguhnya itu hanya kedok semata, sebab sesungguhnya isi dari aksi mereka merupakan tindakan makar, dan selalu berujung dengan tindakan anarkis sehingga membuat masyarakat menjadi resah.

Selain itu dia juga menegaskan tidak boleh ada aksi-aksi yang bertentangan dengan kedaulatan Negara apapun bentuknya, apalagi menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

“Jangan ada aksi. Dandim dan Kapolres, aksi itu jangan sampai terjadi,” kata Eltinus seperti yang dilansir oleh Radar Mimika, Senin (25/7).

Untuk saat ini di kalangan masyarakat Mimika telah beredar informasi bahwa pada tanggal 30 Juli mendatang KNPB akan menggelar aksi syukuran karna ULMWP telah diterima menjadi anggota MSG.

Menanggapi hal tersebut di tempat yang berbeda, Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso memastikan pihaknya akan bekerja semaksimal mungkin untuk meredam aksi yang akan dilakukan oleh KNPB.

“Kita tidak boleh lengah, sebab Kelompok ini akan menggunakan berbagai macam cara licik untuk membohongi masyarakat Papua dengan menyampaikan isu-isu yang tidak benar” terang Yustanto.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pada KTT MSG 14 Juli lalu di Solomon Island, organisasi pembebasan Papua Barat dari NKRI (ULMWP) gagal menjadi anggota penuh di Melanesian Spearheads Group (MSG).

Yustanto kembali menjelaskan bahwa KNPB sendiri dikenal sebagai provokator yang sering menjerumuskan masyarakat dengan mengajak melakukan aksi-aksi demo untuk mendukung ULMWP, baik itu orang dewasa, anak-anak, hingga mahasiswa.

“Seperti Insiden yang belum lama ini terjadi di Yogyakarta, mahasiswa asal Papua yang seharusnya fokus kuliah justru teracuni oleh organisasi KNPB dengan mengikuti aksi demo yang berujung kisruh sehingga mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat dan juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),” terangnya. (Mi)

Ribuan Warga Keluarga Besar Ngapak Banyumasan Halal Bi Halal Di Pantai Hamadi Jayapura

Jayapura, Papuanews.id – Keluarga Besar Ngapak Banyumasan Se-Jayapura pimpinan Bapak Jumono gelar Halal Bi Halal dengan menghadirkan hiburan Kuda Lumping Turonggo Manunggal Budoyo, guna mempersatukan masyarakat Ngapak sekaligus mengenalkan budaya Jawa Kuda Lumping kepada masyarakat Jayapura Papua bertempat di Pantai Hamadi Jayapura Papua, Minggu (24/7).
Kegiatan Halal Bi Halal Keluarga Besar Ngapak Banyumasan ini dilaksanakan secara bersamaan dengan Paguyuban Tulung Agung Provinsi Papua, mengingat pengasuh paguyuban Tulung Agung Provinsi Papua Giri Wijayantoro merupakan warga keturunan wong Ngapak (Bapaknya Orang Kebumen, Ibunya Orang Tulung Agung), sehingga kegiatan Halal Bi Halal yang digelar di Pantai Hamadi disatukan menjadi satu dan guyub dengan sesama orang Jawa yang berada diperantauan.

Sesepuh Banyumasan Bapak H. Kardin Karsono, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia atas terselenggaranya kegiatan Halal Bi Halal dan atas undangannya, sehingga saya bisa berjumpa dengan sodara-sodara yang berada di Jayapura Papua. Menurutnya, Ini merupakan suatu kegiatan yang positif dimana silahturahmi itu akan membawa berokah, mendatangkan rejeki, dan dipanjangkan umurnya. Harapannya, ke depan Paguyuban Keluarga Besar Ngapak dapat dipertahankan dan dilestarikan dengan baik lebih-lebih bisa dikembangkan menjadi besar agar mampu membantu sesama warga yang berada di perantoan.

Sementara sambutan Ketua Umum Keluarga Besar Ngapak Banyumasan Bapak Saiman yang diwakili oleh Bapak Bambang Purnomo, menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan guna menjalin tali silahturahmi atau ikatan batin yang kuat bagi para perantau yang berasal dari Jawa, khususnya Keluarga Besar Ngapak dan pada umumnya untuk orang Jawa yang berada di Jayapura Papua. Sehingga satu dengan yang lain bisa saling kenal, dan bisa saling membantu kesulitan-kesulitan yang dialami Keluarga Besar Ngapak yang merantau/berada di Provinsi Papua.

Selain itu, Purnomo juga menyampaikan bahwa dengan menghadirkan hiburan Kuda Lumping Turonggo Manunggal Budoyo yang dipimpin Bapak Drs. Sarimun ini, selain untuk menghibur para warga Ngapak yang hadir, hiburan ini juga sekaligus untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Jawa kepada generasi penerus maupun masyarakat Jayapura, mengingat melestarikan budaya menjadi sesuatu yang lebih penting bahwa masing-masing daerah mempunyai ciri khas dan perbedaan budayanya. Hal ini juga dapat mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berkarakter dan diakui dunia.

Adapun sambutan Pengasuh Paguyuban Tulung Agung Bapak Giri Wijayantoro mengatakan bahwa kegiatan silahturahmi Halal Bi Halal ini bertujuan untuk menyatukan masyarakat Jawa yang berada di wilayah Jayapura dan untuk melepas rasa rindu terhadap kampung halamannya. Dengan bertemunya orang-orang Jawa ini akan mengingatkan kita bahwa disini kita tidak sendirian melainkan banyak sodara yang merantau sehingga dalam bergaul tidak minder maupun berkecil hati.

Dikatakan oleh Giri, bahwa orang-orang Jawa yang berada di Provinsi Papua akan turut serta menyukseskan Pilkada Serentak tahun 2017. Dimana Warga Jawa berhak untuk menggunakan hak suaranya, sehingga nanti pada saat Pemilihan Pejabat Daerah warga Jawa tidak Golput (Golongan Putih).

Diakhir sambutannya, Giri juga berpesan kepada warga Jawa baik paguyuban Tulung Agung maupun Keluarga Besar Ngapak Banyumasan yang hadir dalam acara Halal Bi Halal tersebut agar tetap guyub dan bersatu serta dapat memberikan kontribusi yang positif dan nyata bagi kemajuan wilayah Papua, baik dari segi ketertiban, keamanan, sosial dan budaya juga dapat mendukung dan mendorong semua program-program pemerintah. (Wk)

Tokoh Sesepuh dan Alumni Papua Meminta Maaf Saat Bertemu Kapolda DIY

Yogyakarta, PAPUANEWS.ID – Menyikapi isu yang berkembang di Yogyakarta terkait situasi keamanan pasca aksi demo mahasiswa Papua yang digelar di asrama Kamasan I jalan Kusumanegara 14 Juli lalu, alumni mahasiswa dan tokoh sesepuh Papua mengadakan pertemuan dengan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Polisi Prasta Wahyu Widayat, Kamis (21/7).

Dalam pertemuan tersebut Kapolda DIY menegaskan kepada media dengan adanya pemberitaan negatif yang sangat cepat menyebar di media sosial ini adalah tidak benar. Kapolda pun meminta agar jangan ada yang mempolitisir fakta yang terjadi di lapangan sehingga membuat kesan negatif bahwa Yogyakarta tidak aman.

“Sudah tugas kami selaku pihak kepolisian untuk mengamankan wilayah Yogya. Kami bekerja profesional tanpa tebang pilih. Tolong ini jangan dipolitisir, dan berhenti menyebar isu-isu yang tidak benar, jangan memperkeruh suasana dengan memblow up berita-berita yang tidak benar,” tegasnya.

Ia menyatakan bahwa pihaknya hanya menjalankan prosedur saat pengamanan asrama mahasiswa Papua Kemasan I di Jalan Kusumanegara 14-16 Juli pekan lalu. Pihaknya tidak menginginkan adanya bentrokan yang terjadi antara mahasiswa Papua dengan ormas FKPPI, Pemuda Pancasila, Paksi Katon dan Laskar Jogja.

“Saya hanya menjalankan apa yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur. Tujuan kami melakukan pembatasan kemarin dalam rangka pengamanan, tidak lain dan tidak bukan untuk menghindari terjadinya bentrokan yang bisa memunculkan korban,” ujarnya.

Tokoh sesepuh warga Papua di Yogyakarta, H Jansen, dalam pertemuan tersebut menyatakan rasa terima kasihnya atas kinerja Polda DIY yang berhasil meredam aksi mahasiswa Papua yang nyaris anarkis. Jansen yang hadir ditemani staf Kementerian Polhukam, Melky Boy Ellah, Deu Ofide dan Mathius Murib, mengatakan, Yogyakarta adalah kota damai yang selalu menyimpan kenangan baik bagi warga Papua terutama yang pernah menuntut ilmu di Kota Pelajar tersebut. Jansen tidak mempercayai begitu saja pemberitaan media yang menjadi viral di media sosial tersebut.

“Saya tidak percaya berita sesat yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Ia pun mengakui keterikatan Yogyakarta dan Papua yang mengandung nilai sejarah dan berawal dari kesediaan almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang pada saat itu menyambut baik kedatangan mahasiswa Papua di Yogyakarta.

Di tempat yang sama, diantaranya hadir juga almnus Yogyakarta asli Papua yang kini telah menjadi seorang penedeta yang disegani di Papua, Pdt. Andrea dan Pdt. Dr. Karel Philemon Erari mengaku malu terhadap ulah sebagian mahasiswa di Yogyakarta yang merupakan adik-adik mereka.

Karel juga mengatakan rasa terima kasih dan sekaligus pormohonan maaf terhadap kepolisian dan masyarkat Yogyakarta pada umumnya atas kejadian tersebut. “Saya berterima kasih kepada kepolisian Yogyakarta yang sabar dalam membina adik-adik kami. Mohon maaf apabila telah menyita waktu dan perhatian masyarakat Jogja. Kami sebagai alumni yang pernah menimba ilmu di Jogja merasa sedih dan malu dengan kejadian ini,” ujarnya.

Ia berharap adanya perdamaian untuk menumbuhkan kembali hubungan yang harmonis antara mahasiswa Papua dan masyarakat Yogyakarta. “Namun, marilah kita jalin erat kedekatan ini menjadi semakin harmonis, berbenah, dan adik-adik dapat kembali berbaur kepada masyarakat Jogja dalam hal saling mengupayakan kebaikan,” harapnya. (Red,Ki)

Tokoh Sesepuh dan Alumni Papua Meminta Maaf Saat Bertemu Kapolda DIY

Yogyakarta, PAPUANEWS.ID – Menyikapi isu yang berkembang di Yogyakarta terkait situasi keamanan pasca aksi demo mahasiswa Papua yang digelar di asrama Kamasan I jalan Kusumanegara 14 Juli lalu, alumni mahasiswa dan tokoh sesepuh Papua mengadakan pertemuan dengan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Polisi Prasta Wahyu Widayat, Kamis (21/7).

Dalam pertemuan tersebut Kapolda DIY menegaskan kepada media dengan adanya pemberitaan negatif yang sangat cepat menyebar di media sosial ini adalah tidak benar. Kapolda pun meminta agar jangan ada yang mempolitisir fakta yang terjadi di lapangan sehingga membuat kesan negatif bahwa Yogyakarta tidak aman.

“Sudah tugas kami selaku pihak kepolisian untuk mengamankan wilayah Yogya. Kami bekerja profesional tanpa tebang pilih. Tolong ini jangan dipolitisir, dan berhenti menyebar isu-isu yang tidak benar, jangan memperkeruh suasana dengan memblow up berita-berita yang tidak benar,” tegasnya.

Ia menyatakan bahwa pihaknya hanya menjalankan prosedur saat pengamanan asrama mahasiswa Papua Kemasan I di Jalan Kusumanegara 14-16 Juli pekan lalu. Pihaknya tidak menginginkan adanya bentrokan yang terjadi antara mahasiswa Papua dengan ormas FKPPI, Pemuda Pancasila, Paksi Katon dan Laskar Jogja.

“Saya hanya menjalankan apa yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur. Tujuan kami melakukan pembatasan kemarin dalam rangka pengamanan, tidak lain dan tidak bukan untuk menghindari terjadinya bentrokan yang bisa memunculkan korban,” ujarnya.


Tokoh sesepuh warga Papua di Yogyakarta, H Jansen, dalam pertemuan tersebut menyatakan rasa terima kasihnya atas kinerja Polda DIY yang berhasil meredam aksi mahasiswa Papua yang nyaris anarkis. Jansen yang hadir ditemani staf Kementerian Polhukam, Melky Boy Ellah, Deu Ofide dan Mathius Murib, mengatakan, Yogyakarta adalah kota damai yang selalu menyimpan kenangan baik bagi warga Papua terutama yang pernah menuntut ilmu di Kota Pelajar tersebut. Jansen tidak mempercayai begitu saja pemberitaan media yang menjadi viral di media sosial tersebut.

“Saya tidak percaya berita sesat yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Ia pun mengakui keterikatan Yogyakarta dan Papua yang mengandung nilai sejarah dan berawal dari kesediaan almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang pada saat itu menyambut baik kedatangan mahasiswa Papua di Yogyakarta.

Di tempat yang sama, diantaranya hadir juga almnus Yogyakarta asli Papua yang kini telah menjadi seorang penedeta yang disegani di Papua, Pdt. Andrea dan Pdt. Dr. Karel Philemon Erari mengaku malu terhadap ulah sebagian mahasiswa di Yogyakarta yang merupakan adik-adik mereka.

Karel juga mengatakan rasa terima kasih dan sekaligus pormohonan maaf terhadap kepolisian dan masyarkat Yogyakarta pada umumnya atas kejadian tersebut. “Saya berterima kasih kepada kepolisian Yogyakarta yang sabar dalam membina adik-adik kami. Mohon maaf apabila telah menyita waktu dan perhatian masyarakat Jogja. Kami sebagai alumni yang pernah menimba ilmu di Jogja merasa sedih dan malu dengan kejadian ini,” ujarnya.

Ia berharap adanya perdamaian untuk menumbuhkan kembali hubungan yang harmonis antara mahasiswa Papua dan masyarakat Yogyakarta. “Namun, marilah kita jalin erat kedekatan ini menjadi semakin harmonis, berbenah, dan adik-adik dapat kembali berbaur kepada masyarakat Jogja dalam hal saling mengupayakan kebaikan,” harapnya. (Red,Ki)

Recent Posts