Minggu, 24 Juli 2016

Tokoh Sesepuh dan Alumni Papua Meminta Maaf Saat Bertemu Kapolda DIY

Yogyakarta, PAPUANEWS.ID – Menyikapi isu yang berkembang di Yogyakarta terkait situasi keamanan pasca aksi demo mahasiswa Papua yang digelar di asrama Kamasan I jalan Kusumanegara 14 Juli lalu, alumni mahasiswa dan tokoh sesepuh Papua mengadakan pertemuan dengan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Polisi Prasta Wahyu Widayat, Kamis (21/7).

Dalam pertemuan tersebut Kapolda DIY menegaskan kepada media dengan adanya pemberitaan negatif yang sangat cepat menyebar di media sosial ini adalah tidak benar. Kapolda pun meminta agar jangan ada yang mempolitisir fakta yang terjadi di lapangan sehingga membuat kesan negatif bahwa Yogyakarta tidak aman.

“Sudah tugas kami selaku pihak kepolisian untuk mengamankan wilayah Yogya. Kami bekerja profesional tanpa tebang pilih. Tolong ini jangan dipolitisir, dan berhenti menyebar isu-isu yang tidak benar, jangan memperkeruh suasana dengan memblow up berita-berita yang tidak benar,” tegasnya.

Ia menyatakan bahwa pihaknya hanya menjalankan prosedur saat pengamanan asrama mahasiswa Papua Kemasan I di Jalan Kusumanegara 14-16 Juli pekan lalu. Pihaknya tidak menginginkan adanya bentrokan yang terjadi antara mahasiswa Papua dengan ormas FKPPI, Pemuda Pancasila, Paksi Katon dan Laskar Jogja.

“Saya hanya menjalankan apa yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur. Tujuan kami melakukan pembatasan kemarin dalam rangka pengamanan, tidak lain dan tidak bukan untuk menghindari terjadinya bentrokan yang bisa memunculkan korban,” ujarnya.


Tokoh sesepuh warga Papua di Yogyakarta, H Jansen, dalam pertemuan tersebut menyatakan rasa terima kasihnya atas kinerja Polda DIY yang berhasil meredam aksi mahasiswa Papua yang nyaris anarkis. Jansen yang hadir ditemani staf Kementerian Polhukam, Melky Boy Ellah, Deu Ofide dan Mathius Murib, mengatakan, Yogyakarta adalah kota damai yang selalu menyimpan kenangan baik bagi warga Papua terutama yang pernah menuntut ilmu di Kota Pelajar tersebut. Jansen tidak mempercayai begitu saja pemberitaan media yang menjadi viral di media sosial tersebut.

“Saya tidak percaya berita sesat yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Ia pun mengakui keterikatan Yogyakarta dan Papua yang mengandung nilai sejarah dan berawal dari kesediaan almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang pada saat itu menyambut baik kedatangan mahasiswa Papua di Yogyakarta.

Di tempat yang sama, diantaranya hadir juga almnus Yogyakarta asli Papua yang kini telah menjadi seorang penedeta yang disegani di Papua, Pdt. Andrea dan Pdt. Dr. Karel Philemon Erari mengaku malu terhadap ulah sebagian mahasiswa di Yogyakarta yang merupakan adik-adik mereka.

Karel juga mengatakan rasa terima kasih dan sekaligus pormohonan maaf terhadap kepolisian dan masyarkat Yogyakarta pada umumnya atas kejadian tersebut. “Saya berterima kasih kepada kepolisian Yogyakarta yang sabar dalam membina adik-adik kami. Mohon maaf apabila telah menyita waktu dan perhatian masyarakat Jogja. Kami sebagai alumni yang pernah menimba ilmu di Jogja merasa sedih dan malu dengan kejadian ini,” ujarnya.

Ia berharap adanya perdamaian untuk menumbuhkan kembali hubungan yang harmonis antara mahasiswa Papua dan masyarakat Yogyakarta. “Namun, marilah kita jalin erat kedekatan ini menjadi semakin harmonis, berbenah, dan adik-adik dapat kembali berbaur kepada masyarakat Jogja dalam hal saling mengupayakan kebaikan,” harapnya. (Red,Ki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts