Papua – Hubungan harmonis kedekatan Pemerintah
Indonesia dan Papua Nugini (PNG) semakin terjalin selama ini ditandai dengan sepakat
memperkuat hubungan kedua belah negara dengan meningkatkan kerja sama di masa
mendatang menyangkut bidang pendidikan dan ekonomi.
Menlu Retno menegaskan
bahwa pemerintah indonesia membuka ruang guna membahas bagaimana meningkatkan
investasi di sektor pendidikan global dan tantangan bidang pendidikan serta
menyampaikan rekomendasi kebijakan tentang pendidikan.
"Kita akan
mengeksplor beberapa pilot projek dengan PNG dalam rangka lebih memper erat
hubungan kedua negara," kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, Selasa (4/8). Ketika pertemuan bilateral
dengan Menlu PNG pertemuan tingkat menteri ASEAN (AMM) ke-48 di Kuala Lumpur.
Dijelaskannya, pilot
projek di sektor pendidikan yaitu memberikan pengajaran bahasa Indonesia di
sejumlah sekolah baik di tingkat Secondary School ataupun High School.
"Mungkin dua
atau tiga sekolah dulu dan terserah PNG pengajarannya di tingkat sekolah
menengah ataupun sekolah menengah atas," ucapnya.
Sedangkan di tahap kerja
sama di bidang ekonomi nantinya akan saling menguntungkan kedua negara
bertetangga ini termasuk dalam konteks Melanesia dan kedepan ditingkatkan lagi
kedalam negara-negara MSG.
"Selain dengan
PNG, kita juga meningkatkan kolaborasi dalam konteks Melanesia dengan melakukan
sejumlah kegiatan seni dan budaya yang nanti pada bulan Oktober akan
dilangsungkan pagelaran seni budaya Melanesia yang bertempat Nusa Tenggara
Tengah," ucapnya.
Kedekatan inilah
menepis isu tentang adanya ULMWP yang telah dinyatakan bergabung dan termasuk
kedalam Observer yang sampai saat ini belum disetujui karena bukan merupakan
sebuah negara melainkan hanyalah sebuah organisasi ilegal didalam sebuah
wilayah yang menuntut untuk melepaskan diri.
Sehingga Organisasi
Papua Merdeka melalui sebagia kecil anggotanya mencari dukungan di
negara-negara yang ikut didalam MSG. Melalui Negar-Negara MSH inilah nantinya
sebagai batu loncatan agar mendapatkan dari pengakuan dunia internasional
melaui PBB.
Seperti halnya KNPB
sebagai tangan kanan pergerakan di Papua Namun
sayangnya selalu mendapat penolakan dari berbagai pihak, karena
mendengar keluhan yang meraka suarakan tidak serta merta kebenarannya berbagai
orasi, Demontras tak jarang disertai dengan anarkis berbagai kejadian telah
mereka lakukan, bahkan demo yang di balut Ibadah bersama mereka lakukan dengan
menyebar selebaran dan spanduk dalam mencari dukungan bahkan tak jarang disertai
pengumpulan dana Ilegal yang tidak mengantongi izin aparat yang berwajib.
Setiap yang terlontar dalam orasi pada kenyataannya tidak
demikian, Apa yang terjadi dan terlihat tidak setulus dalam aksi-aksinya selama
ini tidak tulus dalam aksi-aksinya selama ini. Betapa kejamnya memanfaatkan
saudara-saudara mereka demi memperoleh keuntungan dijadikan sebagai alat untuk
memperoleh kedudukan dan jabatan, bahkan tak jarang menari bahagia di atas
penderitaan saudara-saudaranya selama ini.
Secara kasat mata dari bahasa yang yang terlontar dalam
aksi-aksinya, seperti paling benar adanya bahkan ia seolah sedang menjadi
penyuara kesejahteraan untuk bumi Papua. Padahal pada hakikatnya mereka telah
menari-nari diatas penderitaan saudara-saudaranya. Maka kita harus mencermati
tentang ajakan dan bujuk rayu bahkan hasutan yang hembuskan malah akan
memperkeruh suasana Papua yang telah aman, roda perekonomian telah berkembang
seperti masa sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar