Jumat, 07 Agustus 2015

Waspada Papua jadi target Asing

Papua – Hubungan harmonis kedekatan Pemerintah Indonesia dan Papua Nugini (PNG) semakin terjalin selama ini ditandai dengan sepakat memperkuat hubungan kedua belah negara dengan meningkatkan kerja sama di masa mendatang menyangkut bidang pendidikan dan ekonomi.

Menlu Retno menegaskan bahwa pemerintah indonesia membuka ruang guna membahas bagaimana meningkatkan investasi di sektor pendidikan global dan tantangan bidang pendidikan serta menyampaikan rekomendasi kebijakan tentang pendidikan.
"Kita akan mengeksplor beberapa pilot projek dengan PNG dalam rangka lebih memper erat hubungan kedua negara," kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi,  Selasa (4/8). Ketika pertemuan bilateral dengan Menlu PNG pertemuan tingkat menteri ASEAN (AMM) ke-48 di Kuala Lumpur.

Dijelaskannya, pilot projek di sektor pendidikan yaitu memberikan pengajaran bahasa Indonesia di sejumlah sekolah baik di tingkat Secondary School ataupun High School.
"Mungkin dua atau tiga sekolah dulu dan terserah PNG pengajarannya di tingkat sekolah menengah ataupun sekolah menengah atas," ucapnya.
Sedangkan di tahap kerja sama di bidang ekonomi nantinya akan saling menguntungkan kedua negara bertetangga ini termasuk dalam konteks Melanesia dan kedepan ditingkatkan lagi kedalam negara-negara MSG.

"Selain dengan PNG, kita juga meningkatkan kolaborasi dalam konteks Melanesia dengan melakukan sejumlah kegiatan seni dan budaya yang nanti pada bulan Oktober akan dilangsungkan pagelaran seni budaya Melanesia yang bertempat Nusa Tenggara Tengah," ucapnya.

Kedekatan inilah menepis isu tentang adanya ULMWP yang telah dinyatakan bergabung dan termasuk kedalam Observer yang sampai saat ini belum disetujui karena bukan merupakan sebuah negara melainkan hanyalah sebuah organisasi ilegal didalam sebuah wilayah yang menuntut untuk melepaskan diri.

Sehingga Organisasi Papua Merdeka melalui sebagia kecil anggotanya mencari dukungan di negara-negara yang ikut didalam MSG. Melalui Negar-Negara MSH inilah nantinya sebagai batu loncatan agar mendapatkan dari pengakuan dunia internasional melaui PBB.
Seperti halnya KNPB sebagai tangan kanan pergerakan di Papua Namun  sayangnya selalu mendapat penolakan dari berbagai pihak, karena mendengar keluhan yang meraka suarakan tidak serta merta kebenarannya berbagai orasi, Demontras tak jarang disertai dengan anarkis berbagai kejadian telah mereka lakukan, bahkan demo yang di balut Ibadah bersama mereka lakukan dengan menyebar selebaran dan spanduk dalam mencari dukungan bahkan tak jarang disertai pengumpulan dana Ilegal yang tidak mengantongi izin aparat yang berwajib.

Setiap yang terlontar dalam orasi pada kenyataannya tidak demikian, Apa yang terjadi dan terlihat tidak setulus dalam aksi-aksinya selama ini tidak tulus dalam aksi-aksinya selama ini. Betapa kejamnya memanfaatkan saudara-saudara mereka demi memperoleh keuntungan dijadikan sebagai alat untuk memperoleh kedudukan dan jabatan, bahkan tak jarang menari bahagia di atas penderitaan saudara-saudaranya selama ini.

Secara kasat mata dari bahasa yang yang terlontar dalam aksi-aksinya, seperti paling benar adanya bahkan ia seolah sedang menjadi penyuara kesejahteraan untuk bumi Papua. Padahal pada hakikatnya mereka telah menari-nari diatas penderitaan saudara-saudaranya. Maka kita harus mencermati tentang ajakan dan bujuk rayu bahkan hasutan yang hembuskan malah akan memperkeruh suasana Papua yang telah aman, roda perekonomian telah berkembang seperti masa sekarang ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts