Jayapura, PAPUANEWS.ID – Setelah beberapa kali melakukan aksi damai yang selalu berujung pada tindakan anarkis oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB), kali ini KNPB wilayah Mimika kembali berencana menggelar aksi syukuran pada 30 Juli mendatang sebagai respon atas hasil pertemuan negara-negara pasifik (MSG) beberapa waktu lalu.
Terkait hal tersebut, Bupati Mimika, Eltinus Omaleng beserta seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, yang meliputi Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat juga TNI dan Polri, sepakat menolak aksi tersebut.
Eltinus juga menyampaikan, setiap aksi yang dilakukan oleh KNPB baik itu Demo Damai, ataupun Aksi Syukuran sesungguhnya itu hanya kedok semata, sebab sesungguhnya isi dari aksi mereka merupakan tindakan makar, dan selalu berujung dengan tindakan anarkis sehingga membuat masyarakat menjadi resah.
Selain itu dia juga menegaskan tidak boleh ada aksi-aksi yang bertentangan dengan kedaulatan Negara apapun bentuknya, apalagi menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
“Jangan ada aksi. Dandim dan Kapolres, aksi itu jangan sampai terjadi,” kata Eltinus seperti yang dilansir oleh Radar Mimika, Senin (25/7).
Untuk saat ini di kalangan masyarakat Mimika telah beredar informasi bahwa pada tanggal 30 Juli mendatang KNPB akan menggelar aksi syukuran karna ULMWP telah diterima menjadi anggota MSG.
Menanggapi hal tersebut di tempat yang berbeda, Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso memastikan pihaknya akan bekerja semaksimal mungkin untuk meredam aksi yang akan dilakukan oleh KNPB.
“Kita tidak boleh lengah, sebab Kelompok ini akan menggunakan berbagai macam cara licik untuk membohongi masyarakat Papua dengan menyampaikan isu-isu yang tidak benar” terang Yustanto.
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pada KTT MSG 14 Juli lalu di Solomon Island, organisasi pembebasan Papua Barat dari NKRI (ULMWP) gagal menjadi anggota penuh di Melanesian Spearheads Group (MSG).
Yustanto kembali menjelaskan bahwa KNPB sendiri dikenal sebagai provokator yang sering menjerumuskan masyarakat dengan mengajak melakukan aksi-aksi demo untuk mendukung ULMWP, baik itu orang dewasa, anak-anak, hingga mahasiswa.
“Seperti Insiden yang belum lama ini terjadi di Yogyakarta, mahasiswa asal Papua yang seharusnya fokus kuliah justru teracuni oleh organisasi KNPB dengan mengikuti aksi demo yang berujung kisruh sehingga mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat dan juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),” terangnya. (Mi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar