Selasa, 24 Juni 2014

Peristiwa Bentrok Antar Warga di Nduga



       Pada tanggal 21 Juni 2014 telah terjadi bentrok antara dua kelompok warga di Distrik Kenyam, Kab. Nduga. Aksi saling serang dengan menggunakan senjata panah, hal ini disebabkan adanya permintaan pembayaran uang denda atas meninggalnya saudara Petias Lokbere pada bulan April yang lalu yang disebabkan kecelakaan lalulintas lantaran korban dalam keadaan mabok berat yang disebabkan korban frustasi karena tidak diberikannya ijazah oleh sang guru (saudara Simon Nigiri).

      Peristiwa ini bermula dari adanya rasa kurang puas terhadap penyelesaian kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh Saudara Tenagil Lokbere (Gembala di Distrik Kenyam) yang menimpa anaknya bernama Petias Lokbere di Timika. Kasus laka lalin ini disebabkan karena korban merasa tidak terima terhadap gurunya atas nama Saudara Nasir Lokbere yang tidak memberikan ijazahnya, sehingga korban mengkonsumsi minuman beralkohol, kemudian korban pulang dengan mengendarai sepeda motor dan ditengah perjalanan terjadilah kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Hal ini pihak keluarga korban yang berada di Kabupaten Nduga merasa tidak terima atas meninggalnya korban karena kecelakaan tersebut diakibatkan oleh Saudara Nasir Lokbere yang tidak mau memberikan ijazahnya kepada korban yang mengakibatkan korban menjadi frustasi dan mabok berat.

     Dari kejadian tersebut pihak korban meminta agar saudara Nasir Lokbere untuk datang ke Kabupaten Nduga guna menyelesaikan permasalahan, namun sampai saat ini permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh saudara Nasir Lokbere dan menurut informasi bahwa ijazah milik saudara Petias Lokbere masih disimpan oleh keluarga saudara Simon Nigiri (Kadishub Kabupaten Nduga) di Timika sehingga menambah kemarahan keluarga korban yang berada di Kabupaten Nduga.

     Dari kejadian inilah yang menyebabkan terjadinya perang antara masyarakat dari kelompok saudara Tenagil Lokbere dengan kelompok saudara Simon Nigiri. Peristiwa tersebut mengakbatkan kerugian yang dialami praka Ansar anggota Kodim 1702/Jayawijaya pada saat melerai peristiwa tersebut terkena panah pada bagian pinggang sebelah kiri dan tiga orang masyarakat sipil yang terdiri dari Petianus Peneye, Laminius Bugiya dan Yote Wandikpo.

Ketiga orang tersebut terluka bukan karena terkena peluru TNI/Polri tetapi karena terkena anak panah. Hal ini disampaikan oleh Dokter Yan Frits salah satu dokter di RSUD Wamena  yang menangani para korban yang terluka. Fakta ini berdasarkan hasil pemeriksaan dan rontgen yang dilakukan oleh dokter Yan Frits. Selanjutnya diadakan dialog antara bapak Bupati Nduga, Kapolre Jayawijaya, Pabung Nduga dan unsur tokoh agama, adat, masyarakat, dan pihak gereja bahwa masyarakat yang terluka diakibatkan terkena anak panah dan bukan karena terkenanya peluru TNI/Polri. (RHZ/GTS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts