Rabu, 27 Juli 2016

Asal Usul Burung Cenderawasih Burung Dari Surga

Begitu indahnya burung Cendrawasih, maka diberi gelar burung dari surga - genus Paradisaea. Alasannya, karena bulunya sangat cantik seperti bidadari yang turun dari surga. Tahukah kamu sejarah yang cukup lucu sehingga dianggap burung "surga"?
Di tahun 1522, ketika Antonio Pigafetta dan Magelhan kembali ke Sevilla dari perjalanan keliling dunia, Pigafetta membawa kulit cendrawasih kuning sebagai oleh-oleh Raja Bacan dari Maluku Utara untuk Raja Spanyol.

Salah satu oleh-oleh tadi dikirim oleh raja pada Uskup Villadolid di Roma untuk dipelajari secara ilmiah. Para pakar hewan kala itu begitu kagum ketika melihatnya. Akhirnya cita-cita mereka terkabul. Maklum, saat itu kisah soal keindahan burung ini hanya didengar seperti legenda belaka.

"Bulu burung itu luar biasa indahnya. Jadi pantas kalau berasal dari Taman Firdaus di Surga," demikian kira-kira pendapat mereka. Karena itulah, burung yang bulunya kuning emas dan coklat, dengan leher hijau zamrud itu disepakati sebagai bird of paradise - burung dari surga.

Bukan hanya penampilannya saja yang jadi penyebab julukan burung surga, tetapi ditambah kabar yang beredar luas di Eropa saat itu. Disebutkan, burung ini sebenarnya bukan bagian dari surga, tetapi hanya melayang-layang dekat surga alias di ruang angkasa. Tak pernah ditemukan di muka bumi.

Makanannya hanya embun. Kawin pun tetap di udara. Telurnya dierami oleh betina dengan cara nongkrong di punggung jantan. Alasannya, karena burung ini terbang terus. Bila mereka lelah, barulah beristirahat di pepohonan bumi dengan cara mengaitkan bulu ekor yang panjang ke cabang pohon. Tidurnya seperti cara kelelawar.

Dari mana cerita-cerita itu berkembang luas? Entah, kemungkinan karena ulah para pedagang. Kebetulan, para pedagang yang berkelana ke kepulauan Nusantara lalu pulang ke Eropa banyak yang membawa bulu burung cendrawasih untuk dijual. Harganya sangat mahal.

Nah, saat para pedagang menangkap cendrawasih dan mengulitinya, mereka selalu memotong kaki burung tersebut. Alasannya, kaki-kaki ini akan membusuk kalau tidak dibuang dan bisa merusak kulit berikut bulunya. Agar awet dalam perjalanan di laut berbulan-bulan, bulu burung diawetkan dengan teknik pengasapan sederhana.

Jadi ketika sampai di Eropa, orang pun banyak yang percaya bahwa burung ini tak punya kaki. Akhirnya gosip soal asalnya yang dari surga, selalu terbang tak pernah berhenti, bahkan bertelur di udara menyebar luas.

Sementara di atas kapal, para pedagang tertawa terkekeh-kekeh karena bualan mereka dipercaya begitu saja. Mereka juga sengaja merahasiakan ini agar harga bulu burung cendrawasih tetap mahal.

Ada yang tertawa, ada yang tertipu. Bukan hanya masyarakat awam yang dibohongi, juga kaum intelektual alias pakar hewan di Eropa. Burung cendrawasih saat itu diberi nama ilmiah: Paradisaea a poda (a = tanpa, poda = kaki).

Begitulah, karena akal-akalan pedagang, maka cendrawasih menjadi burung surga.


Sumber

Apakabardunia.com   

Senin, 25 Juli 2016

HKJM Gelar Pertunjukan Wayang Kulit Bagi Masyarakat Jayapura

Jayapura, PAPUANEWS.ID – Komunitas Himpunan Kerukunan Jawa Madura (HKJM) mengadakan halal bi halal dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di GOR Waringin Kota Raja, Sabtu malam, (23,7).

Acara tersebut juga diperuntukkan bagi masyarakat Kota Jayapura untuk memupuk tali silahturami dengan masyarakat pendatang terutama Jawa dan Madura serta sebagai ajang pengenalan budaya Jawa yaitu wayang kulit kepada masyarakat Papua di Jayapura.

Ketua HKJM, H. Sasminanto, SH. MH. mengungkapkan kepeduliannya terhadap kerukunan hidup berbangsa dan bernegara di Papua terkhusus kota Jayapura. Acara ini juga menyediakan makan malam bagi seluruh pengunjung yang hadir.

“Acara ini untuk mengenalkan budaya Jawa kepada masyarakat Papua yang berada di Jayapura. Inilah bukti Indonesia memiliki beragam adat dan budaya. Disamping mempererat hubungan kekeluargaan antar masyarakat,” ujarnya.

Dalam acara tersebut hadir juga Presiden Gong Perdamaian Dunia dan Nusantara, DR. Djuyoto Suntani yang memberikan selendang perdamaian kepada Ketua HKJM sebagai apresiasi karena telah ikut melestarikan kebudayaan Indonesia dalam hal ini wayang kulit dan mempelopori persatuan dan kesatuan di Jayapura.

Hal tersebut dikatakannya saat memberikan sambutannya dalam acara tersebut. “Saya sangat mengapresiasi berlangsungnya acara ini. Acara bertema budaya seperti ini sudah jarang ditemui, maka dari itu saya mengajak kita semua untuk tetap melestarikan kebudayaan bangsa kita yang kaya,” katanya.

Di akhir acaranya Ketua HKJM memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat Jawa dan Madura yang berada di Papua untuk sentiasa menjaga ikatan silahturahim terhadap masyarakat Papua yang selama ini sudah terbina baik. Dirinya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Papua yang telah berkontribusi besar selama berlangsungnya acara ini. (Red,Ki)

Minggu, 24 Juli 2016

Forkompinda Dan Masyarakat Mimika Menolak Aksi Syukuran KNPB


Jayapura, PAPUANEWS.ID – Setelah beberapa kali melakukan aksi damai yang selalu berujung pada tindakan anarkis oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB), kali ini KNPB wilayah Mimika kembali berencana menggelar aksi syukuran pada 30 Juli mendatang sebagai respon atas hasil pertemuan negara-negara pasifik (MSG) beberapa waktu lalu.

Terkait hal tersebut, Bupati Mimika, Eltinus Omaleng beserta seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, yang meliputi Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat juga TNI dan Polri, sepakat menolak aksi tersebut.

Eltinus juga menyampaikan, setiap aksi yang dilakukan oleh KNPB baik itu Demo Damai, ataupun Aksi Syukuran sesungguhnya itu hanya kedok semata, sebab sesungguhnya isi dari aksi mereka merupakan tindakan makar, dan selalu berujung dengan tindakan anarkis sehingga membuat masyarakat menjadi resah.

Selain itu dia juga menegaskan tidak boleh ada aksi-aksi yang bertentangan dengan kedaulatan Negara apapun bentuknya, apalagi menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

“Jangan ada aksi. Dandim dan Kapolres, aksi itu jangan sampai terjadi,” kata Eltinus seperti yang dilansir oleh Radar Mimika, Senin (25/7).

Untuk saat ini di kalangan masyarakat Mimika telah beredar informasi bahwa pada tanggal 30 Juli mendatang KNPB akan menggelar aksi syukuran karna ULMWP telah diterima menjadi anggota MSG.

Menanggapi hal tersebut di tempat yang berbeda, Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso memastikan pihaknya akan bekerja semaksimal mungkin untuk meredam aksi yang akan dilakukan oleh KNPB.

“Kita tidak boleh lengah, sebab Kelompok ini akan menggunakan berbagai macam cara licik untuk membohongi masyarakat Papua dengan menyampaikan isu-isu yang tidak benar” terang Yustanto.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pada KTT MSG 14 Juli lalu di Solomon Island, organisasi pembebasan Papua Barat dari NKRI (ULMWP) gagal menjadi anggota penuh di Melanesian Spearheads Group (MSG).

Yustanto kembali menjelaskan bahwa KNPB sendiri dikenal sebagai provokator yang sering menjerumuskan masyarakat dengan mengajak melakukan aksi-aksi demo untuk mendukung ULMWP, baik itu orang dewasa, anak-anak, hingga mahasiswa.

“Seperti Insiden yang belum lama ini terjadi di Yogyakarta, mahasiswa asal Papua yang seharusnya fokus kuliah justru teracuni oleh organisasi KNPB dengan mengikuti aksi demo yang berujung kisruh sehingga mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat dan juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),” terangnya. (Mi)

Ribuan Warga Keluarga Besar Ngapak Banyumasan Halal Bi Halal Di Pantai Hamadi Jayapura

Jayapura, Papuanews.id – Keluarga Besar Ngapak Banyumasan Se-Jayapura pimpinan Bapak Jumono gelar Halal Bi Halal dengan menghadirkan hiburan Kuda Lumping Turonggo Manunggal Budoyo, guna mempersatukan masyarakat Ngapak sekaligus mengenalkan budaya Jawa Kuda Lumping kepada masyarakat Jayapura Papua bertempat di Pantai Hamadi Jayapura Papua, Minggu (24/7).
Kegiatan Halal Bi Halal Keluarga Besar Ngapak Banyumasan ini dilaksanakan secara bersamaan dengan Paguyuban Tulung Agung Provinsi Papua, mengingat pengasuh paguyuban Tulung Agung Provinsi Papua Giri Wijayantoro merupakan warga keturunan wong Ngapak (Bapaknya Orang Kebumen, Ibunya Orang Tulung Agung), sehingga kegiatan Halal Bi Halal yang digelar di Pantai Hamadi disatukan menjadi satu dan guyub dengan sesama orang Jawa yang berada diperantauan.

Sesepuh Banyumasan Bapak H. Kardin Karsono, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia atas terselenggaranya kegiatan Halal Bi Halal dan atas undangannya, sehingga saya bisa berjumpa dengan sodara-sodara yang berada di Jayapura Papua. Menurutnya, Ini merupakan suatu kegiatan yang positif dimana silahturahmi itu akan membawa berokah, mendatangkan rejeki, dan dipanjangkan umurnya. Harapannya, ke depan Paguyuban Keluarga Besar Ngapak dapat dipertahankan dan dilestarikan dengan baik lebih-lebih bisa dikembangkan menjadi besar agar mampu membantu sesama warga yang berada di perantoan.

Sementara sambutan Ketua Umum Keluarga Besar Ngapak Banyumasan Bapak Saiman yang diwakili oleh Bapak Bambang Purnomo, menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan guna menjalin tali silahturahmi atau ikatan batin yang kuat bagi para perantau yang berasal dari Jawa, khususnya Keluarga Besar Ngapak dan pada umumnya untuk orang Jawa yang berada di Jayapura Papua. Sehingga satu dengan yang lain bisa saling kenal, dan bisa saling membantu kesulitan-kesulitan yang dialami Keluarga Besar Ngapak yang merantau/berada di Provinsi Papua.

Selain itu, Purnomo juga menyampaikan bahwa dengan menghadirkan hiburan Kuda Lumping Turonggo Manunggal Budoyo yang dipimpin Bapak Drs. Sarimun ini, selain untuk menghibur para warga Ngapak yang hadir, hiburan ini juga sekaligus untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Jawa kepada generasi penerus maupun masyarakat Jayapura, mengingat melestarikan budaya menjadi sesuatu yang lebih penting bahwa masing-masing daerah mempunyai ciri khas dan perbedaan budayanya. Hal ini juga dapat mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berkarakter dan diakui dunia.

Adapun sambutan Pengasuh Paguyuban Tulung Agung Bapak Giri Wijayantoro mengatakan bahwa kegiatan silahturahmi Halal Bi Halal ini bertujuan untuk menyatukan masyarakat Jawa yang berada di wilayah Jayapura dan untuk melepas rasa rindu terhadap kampung halamannya. Dengan bertemunya orang-orang Jawa ini akan mengingatkan kita bahwa disini kita tidak sendirian melainkan banyak sodara yang merantau sehingga dalam bergaul tidak minder maupun berkecil hati.

Dikatakan oleh Giri, bahwa orang-orang Jawa yang berada di Provinsi Papua akan turut serta menyukseskan Pilkada Serentak tahun 2017. Dimana Warga Jawa berhak untuk menggunakan hak suaranya, sehingga nanti pada saat Pemilihan Pejabat Daerah warga Jawa tidak Golput (Golongan Putih).

Diakhir sambutannya, Giri juga berpesan kepada warga Jawa baik paguyuban Tulung Agung maupun Keluarga Besar Ngapak Banyumasan yang hadir dalam acara Halal Bi Halal tersebut agar tetap guyub dan bersatu serta dapat memberikan kontribusi yang positif dan nyata bagi kemajuan wilayah Papua, baik dari segi ketertiban, keamanan, sosial dan budaya juga dapat mendukung dan mendorong semua program-program pemerintah. (Wk)

Tokoh Sesepuh dan Alumni Papua Meminta Maaf Saat Bertemu Kapolda DIY

Yogyakarta, PAPUANEWS.ID – Menyikapi isu yang berkembang di Yogyakarta terkait situasi keamanan pasca aksi demo mahasiswa Papua yang digelar di asrama Kamasan I jalan Kusumanegara 14 Juli lalu, alumni mahasiswa dan tokoh sesepuh Papua mengadakan pertemuan dengan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Polisi Prasta Wahyu Widayat, Kamis (21/7).

Dalam pertemuan tersebut Kapolda DIY menegaskan kepada media dengan adanya pemberitaan negatif yang sangat cepat menyebar di media sosial ini adalah tidak benar. Kapolda pun meminta agar jangan ada yang mempolitisir fakta yang terjadi di lapangan sehingga membuat kesan negatif bahwa Yogyakarta tidak aman.

“Sudah tugas kami selaku pihak kepolisian untuk mengamankan wilayah Yogya. Kami bekerja profesional tanpa tebang pilih. Tolong ini jangan dipolitisir, dan berhenti menyebar isu-isu yang tidak benar, jangan memperkeruh suasana dengan memblow up berita-berita yang tidak benar,” tegasnya.

Ia menyatakan bahwa pihaknya hanya menjalankan prosedur saat pengamanan asrama mahasiswa Papua Kemasan I di Jalan Kusumanegara 14-16 Juli pekan lalu. Pihaknya tidak menginginkan adanya bentrokan yang terjadi antara mahasiswa Papua dengan ormas FKPPI, Pemuda Pancasila, Paksi Katon dan Laskar Jogja.

“Saya hanya menjalankan apa yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur. Tujuan kami melakukan pembatasan kemarin dalam rangka pengamanan, tidak lain dan tidak bukan untuk menghindari terjadinya bentrokan yang bisa memunculkan korban,” ujarnya.

Tokoh sesepuh warga Papua di Yogyakarta, H Jansen, dalam pertemuan tersebut menyatakan rasa terima kasihnya atas kinerja Polda DIY yang berhasil meredam aksi mahasiswa Papua yang nyaris anarkis. Jansen yang hadir ditemani staf Kementerian Polhukam, Melky Boy Ellah, Deu Ofide dan Mathius Murib, mengatakan, Yogyakarta adalah kota damai yang selalu menyimpan kenangan baik bagi warga Papua terutama yang pernah menuntut ilmu di Kota Pelajar tersebut. Jansen tidak mempercayai begitu saja pemberitaan media yang menjadi viral di media sosial tersebut.

“Saya tidak percaya berita sesat yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Ia pun mengakui keterikatan Yogyakarta dan Papua yang mengandung nilai sejarah dan berawal dari kesediaan almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang pada saat itu menyambut baik kedatangan mahasiswa Papua di Yogyakarta.

Di tempat yang sama, diantaranya hadir juga almnus Yogyakarta asli Papua yang kini telah menjadi seorang penedeta yang disegani di Papua, Pdt. Andrea dan Pdt. Dr. Karel Philemon Erari mengaku malu terhadap ulah sebagian mahasiswa di Yogyakarta yang merupakan adik-adik mereka.

Karel juga mengatakan rasa terima kasih dan sekaligus pormohonan maaf terhadap kepolisian dan masyarkat Yogyakarta pada umumnya atas kejadian tersebut. “Saya berterima kasih kepada kepolisian Yogyakarta yang sabar dalam membina adik-adik kami. Mohon maaf apabila telah menyita waktu dan perhatian masyarakat Jogja. Kami sebagai alumni yang pernah menimba ilmu di Jogja merasa sedih dan malu dengan kejadian ini,” ujarnya.

Ia berharap adanya perdamaian untuk menumbuhkan kembali hubungan yang harmonis antara mahasiswa Papua dan masyarakat Yogyakarta. “Namun, marilah kita jalin erat kedekatan ini menjadi semakin harmonis, berbenah, dan adik-adik dapat kembali berbaur kepada masyarakat Jogja dalam hal saling mengupayakan kebaikan,” harapnya. (Red,Ki)

Tokoh Sesepuh dan Alumni Papua Meminta Maaf Saat Bertemu Kapolda DIY

Yogyakarta, PAPUANEWS.ID – Menyikapi isu yang berkembang di Yogyakarta terkait situasi keamanan pasca aksi demo mahasiswa Papua yang digelar di asrama Kamasan I jalan Kusumanegara 14 Juli lalu, alumni mahasiswa dan tokoh sesepuh Papua mengadakan pertemuan dengan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Polisi Prasta Wahyu Widayat, Kamis (21/7).

Dalam pertemuan tersebut Kapolda DIY menegaskan kepada media dengan adanya pemberitaan negatif yang sangat cepat menyebar di media sosial ini adalah tidak benar. Kapolda pun meminta agar jangan ada yang mempolitisir fakta yang terjadi di lapangan sehingga membuat kesan negatif bahwa Yogyakarta tidak aman.

“Sudah tugas kami selaku pihak kepolisian untuk mengamankan wilayah Yogya. Kami bekerja profesional tanpa tebang pilih. Tolong ini jangan dipolitisir, dan berhenti menyebar isu-isu yang tidak benar, jangan memperkeruh suasana dengan memblow up berita-berita yang tidak benar,” tegasnya.

Ia menyatakan bahwa pihaknya hanya menjalankan prosedur saat pengamanan asrama mahasiswa Papua Kemasan I di Jalan Kusumanegara 14-16 Juli pekan lalu. Pihaknya tidak menginginkan adanya bentrokan yang terjadi antara mahasiswa Papua dengan ormas FKPPI, Pemuda Pancasila, Paksi Katon dan Laskar Jogja.

“Saya hanya menjalankan apa yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur. Tujuan kami melakukan pembatasan kemarin dalam rangka pengamanan, tidak lain dan tidak bukan untuk menghindari terjadinya bentrokan yang bisa memunculkan korban,” ujarnya.


Tokoh sesepuh warga Papua di Yogyakarta, H Jansen, dalam pertemuan tersebut menyatakan rasa terima kasihnya atas kinerja Polda DIY yang berhasil meredam aksi mahasiswa Papua yang nyaris anarkis. Jansen yang hadir ditemani staf Kementerian Polhukam, Melky Boy Ellah, Deu Ofide dan Mathius Murib, mengatakan, Yogyakarta adalah kota damai yang selalu menyimpan kenangan baik bagi warga Papua terutama yang pernah menuntut ilmu di Kota Pelajar tersebut. Jansen tidak mempercayai begitu saja pemberitaan media yang menjadi viral di media sosial tersebut.

“Saya tidak percaya berita sesat yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Ia pun mengakui keterikatan Yogyakarta dan Papua yang mengandung nilai sejarah dan berawal dari kesediaan almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang pada saat itu menyambut baik kedatangan mahasiswa Papua di Yogyakarta.

Di tempat yang sama, diantaranya hadir juga almnus Yogyakarta asli Papua yang kini telah menjadi seorang penedeta yang disegani di Papua, Pdt. Andrea dan Pdt. Dr. Karel Philemon Erari mengaku malu terhadap ulah sebagian mahasiswa di Yogyakarta yang merupakan adik-adik mereka.

Karel juga mengatakan rasa terima kasih dan sekaligus pormohonan maaf terhadap kepolisian dan masyarkat Yogyakarta pada umumnya atas kejadian tersebut. “Saya berterima kasih kepada kepolisian Yogyakarta yang sabar dalam membina adik-adik kami. Mohon maaf apabila telah menyita waktu dan perhatian masyarakat Jogja. Kami sebagai alumni yang pernah menimba ilmu di Jogja merasa sedih dan malu dengan kejadian ini,” ujarnya.

Ia berharap adanya perdamaian untuk menumbuhkan kembali hubungan yang harmonis antara mahasiswa Papua dan masyarakat Yogyakarta. “Namun, marilah kita jalin erat kedekatan ini menjadi semakin harmonis, berbenah, dan adik-adik dapat kembali berbaur kepada masyarakat Jogja dalam hal saling mengupayakan kebaikan,” harapnya. (Red,Ki)

Rabu, 13 Juli 2016

Demo KNPB, Jalan Poros Waena Jayapura Lumpuh Total


Jayapura, PAPUANEWS.ID – Akibat demo yang dilakukan kelompok anti pembangunan (KNPB) hari ini (13/07), Arus lalu lintas Abepura menuju Jayapura macet total. Demo KNPB ini memaksa sejumlah kendaraan roda 2 maupun roda 4 untuk keluar dari badan jalan utama.


Tidak hanya di sepanjang jalan utama menuju ke Jayapura, Demo massa KNPB juga dilakukan di sejumlah daerah lain yang ada di Papua. Hal ini membuat para pengguna jalan merasa terganggu karena demo tersebut dimulai ketika masyarakat memulai aktivitas kerjanya.

Seorang pekerja yang berprofesi sebagai PNS di Jayapura mengatakan demo KNPB ini seharusnya dapat berlangsung tanpa harus mengganggu aktivitas masyarakat pengguna jalan, tidak hanya itu dia juga berharap untuk aparat agar dapat membubarkan demo ini karena sangat mengganggu aktivitas masyarakat.

“Demo KNPB ini sangat mengganggu kitong pengguna jalan menuju ke Jayapura, tong harap tra ada lagi demo seperti ini, apalagi demo makar. Kepada aparat agar kedepan kegiatan demo-demo seperti ini agar segera ditindak dan bubarkan, serta apabila demo masih lanjut agar aparat dapat bertindak tegas dalam menertibkan aksi demo tersebut, sehingga demo knpb ini tidak mengganggu aktifitas masyarakat pengguna jalan,” Ungkap salah seorang PNS pengguna jalan kepada wartawan PAPUANEWS.ID.

Dari informasi dilapangan kegiatan demo ini dilaksanakan hari ini dan besok di sejumlah daerah yang ada di Papua. Untuk itu aparat kepolisian menghimbau agar masyarakat pengguna jalan selalu berhati-hati, dan menghindari aksi demo KNPB yang dilakukan dijalan, hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, karena seluruh masyarakat Papua tahu jika ada demo KNPB pasti ada tindakan anarkis. (Red. AK)

Rabu, 10 Februari 2016

Tim Ekspedisi NKRI Siap Jelajahi 8 Kabupaten Di Wilayah Papua Selengkapnya

Sorong - Rombongan Tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat, tiba di Bandara Domine Eduard Osojk (DEO) Sorong dengan menggunakan Hercules. Tim tiba pagi hari dan mendapat sambutan hangat di Bandara, pada Rabu (10/2). Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016 merupakan salah satu program Presiden RI Ir. Joko Widodo dengan cita-cita untuk membangun Indonesia dari pinggiran. 
Tujuannya untuk mendata potensi alam dan wilayah, dan ikut melaksanakan pengabdian ke masyarakat yang tidak tersentuh oleh pemerintah.
Danjen Kopassus Mayjen M. Heridra selaku Komandan Ekspedisi Koridor Papua Barat kepada sejumlah wartawan di Manokwari, Rabu (10/9) mengatakan bahwa, Tim Ekspedisi kali ini akan menjelajahi 8 Kabupaten yang berada di wilayah Papua Barat. Yakni Sorong, Sorong Selatan, Tambrau, Manokwari Selatan, Teluk Wandama, Teluk Bintuni, Kaimana dan Fakfak. Tim Ekspedisi ini terdiri dari TNI AD, Polri, PNS, Akademisi dan Mahasiswa. 
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah leading, sektornya berasal dari Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Kegiatan Ekspedisi ini sudah dibuka secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Puan Maharani ) pada Kabinet Kerja di Bandung.
Ekspedisi yang akan berlangsung selama 3,5 bulan akan berakhir pada tanggal 31 Mei 2016. Kegiatan Ekspedisi ini sudah berlangsung sebanyak enam kali dari tahun 2011 mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Bali dan kali ini Papua Barat. Pada tanggal 20 Mei merupakan acara puncak yang akan diselenggarakan di Kaimana untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang akan dihadiri oleh Puan Maharani. 
Selain itu juga ada kegiatan bakti PMK. Kaimana dipilih, sebab Kaimana merupakan salah satu Kota bersejarah dalam perkembangan Papua dan Papua Barat. Selain itu, untuk memperkenalkan Kota-kota di Papua Barat agar dikenal oleh masyarakat di luar Papua. Jumlah peserta yang mengikuti Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016 sebanyak 1.200 peserta yang terdiri dari sipil dan militer yang jumlahnya berimbang. 
Peserta yang terpilih juga banyak berasal dari Papua. “Kami melibatkan banyak sipil yang dari Papua,” ucap Letkol Inf Rachmad PS selaku Kabag Ops Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dari seluruh Indonesia yang mendaftar secara online dan dinyatakan lulus seleksi dari 5.300 pendaftar menjadi 250 peserta. Mahasiswa Papua juga diikutsertakan, baik dari Sorong dan Manokwari sekitar 100 mahasiswa. 
Ekspedisi ini juga bekerja sama dengan dinas-dinas yang ada di Kabupaten masing-masing wilayah. Dia berharap bahwa dengan banyaknya personel yang dilibatkan dari Papua Barat, akan memudahkan pekerjaan dari kegiatan ekspedisi ini. Mengurangi kecurigaan orang mengenai kegiatan yang terkesan militerisme. “Dari beberapa Ekspedisi yang sudah berjalan, data-data ini sangat bermanfaat, data ini akan diberikan kembali ke masyarakat bukan untuk kepentingan siapa-siapa,” jelasnya saat ditemui di terminal bandara DEO, kemarin.  
Rachmad juga berterima kasih kepada masyarakat Papua Barat yang sudah menerima tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua barat 2016 dengan sepenuh hati. “Terima kasih masyarakat Papua Barat yang menerima kami dengan sangat baik, pemerintah daerah sangat responsive, corporative terhadap kehadiran kita,” ujarnya. Disadur dari Koran Cepos Kamis, 11 Februari 2016 Hal 7

Minggu, 31 Januari 2016

Merasa Dihianati Pimpinan TPN-OPM, 10 Anggota TPN-OPM Kembali ke NKRI


Berawal dari terdapatnya foto isteri dan anak Goliat Tabuni pimpinan TPN/OPM wilayah Tingginambut yang berada di kediaman Bupati Puncak Jaya Henock Ibo, itu menunjukkan bahwa Goliat Tabuni selama ini mempunyai hubungan dengan pemerintah. Yang mana selama ini tidak pernah diketahui oleh anak buah Goliat Tabuni, sehingga Teranus Enumbi merasa telah dihianati dan dibohongi oleh Pimpinan mereka. Selama ini hanya diberi perintah untuk melawan pemerintah, namun dibalik itu semua ternyata Goliat Tabuni justeru mencari keuntungan pribadi dan sering menelantarkan anak buahnya.

Untuk itulah kami bersama rekan-rekan memutuskan untuk turun gunung dan bergabung dengan NKRI untuk bersama pemerintah membangun Indonesia, menjadikan wilayah pegunungan menjadi lebih mandiri. Selama ini pimpinan TPN/OPN tidak pernah memperhatikan kita punya keluarga, yang ada hanya penderitaan bagi kami, dan kami tidak pernah merasakan bahagia. Selama ini hanya sia-sia, kami sudah bosan akan semua ini, hasil yang kami capai tidak ada, yang ada malah menderita dan penderitaan. Mulai saat ini dan seterusnya kami secara ikhlas dan dengan penuh kesadaran akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk membangun Papua yang aman dan damai. Mereka mengaku sangat menyesal, karena sudah mengikuti Goliath Tabuni sampai tua tapi tidak ada hasil, malah mereka makin sengsara, tegas Teranus Enumbi. (Eks Komandan Peleton TPN/OPM).

Keputusan yang diambil Teranus Enumbi ternyata banyak menimbulkan pemahaman yang berbeda diberbagai media cetak maupun online. Banyak yang memelintir berita tersebut bahwa keikhlasan Teranus untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi hanyalah rekayasa saja dari pihak pemerintah. Seharusnya kita semua bersyukur dan bangga, karena saudara-saudara kita yang berbeda paham saat ini sudah sadar dengan apa yang diperbuat selama ini hanya merugikan diri sendiri dan orang banyak. Mereka menginginkan Papua damai, tidak ada lagi pertumpahan darah di Tanah Papua.

Selain apa yang disampaikan di atas, Teranus Enumbi juga menyampaikan pada saat jumpa pers di Resto Cafetari Hotel Grand Abe menjelang keberangkatannya ke Jakarta, (29/1) yang diterjemahkan oleh Yulius Tabuni (Kepala Distrik Tingginambut) yang intinya adalah ;

Pertama, Kami akan datang ke Jakarta untuk menyampaikan kepada Pemerintah di Jakarta, agar tidak ada perang lagi dan jatuh korban lagi”.

Kedua, Kami mempunyai senjata, namun itu Goliat Tabuni punya, dan ada kami simpan di rumah untuk kami gunakan membela diri, karena kami juga terancam oleh kelompok Yambi atas apa yang kami lakukan ini, dan kami mendengar mereka akan menyerang kami. Oleh karena itu senjata masih kami simpan.

Yulius Tabuni juga mengatakan bahwa dari awal pimpinan TPN/OPM Tingginambut Goliat Tabuni sudah membangun komunikasi dengan kami yaitu, sejak tahun 2012, isteri dan anak Goliat tabuni beberapa kali sudah bertemu dengan Bupati Puncak Jaya, di rumah doa Bapak Henock Ibo.

Perlu diketahui pula bahwa, mereka adalah penyerang terdepan dari kelompok Goliat Tabuni di Markas Goliat Tabuni, sedangkan dari kelompok Anton Tabuni berjarak sekitar 10 km dari markas Mereka.

Mereka telah melaksanakan bakar batu, dan menyampaikan bahwa mereka tidak mau jadi korban, dan sangat kecewa terhadap sodara Goliat Tabuni yang selama ini telah menjalin komunikasi dengan pemerintah Kab. Puncak Jaya secara sembunyi-sembunyi dari mereka, serta menerima bantuan dari Pemda yang selama ini tidak sampai kepada anak buahnya. Mereka turun gunung dan kembali ke NKRI tidak ada paksaan, mereka datang sendiri untuk bergabung dengan NKRI. Kita semua juga mendapat ancaman karena telah membawa mereka keluar dari markas kelompok Goliat Tabuni ke Pemda.

Saudara-saudara kita ini tidak terima atas statemen dari Anton Tabuni (Sekjen TPN/OPM Tinggineri) yang mengatakan di sejumlah media bahwa bergabungnya rekan-rekan kita ini ke Pangkuan NKRI, hanyalah rekayasa dan tidak benar, karena ada kronologisnya hingga ada bakar batu di Markas. Kegiatan bakar batu di Markas juga dihadiri oleh Goliat Tabuni. Sedangkan Anton Tabuni tidak pernah berkomunikasi dengan Goliat Tabuni. Tidak ada rekayasa dari pihak manapun yang mengatakan bahwa kembalinya mereka ke NKRI, Goliat Tabuni sudah melepaskan mereka ke pangkuan NKRI.

10 anggota TPN/OPM yang menyatakan diri untuk bergabung dalam bingkai NKRI adalah :

1.    Terianus Enumbi (Danton OPM).
2.    Yandu Enumbi (Anggota).
3.    Telak Kogoya (Anggota).
4.    Tendison Enumbi (Anggota).
5.    Paindin Enumbi (Anggota).
6.    Yalingga Enumbi (Anggota).
7.    Barengup Enumbi (Anggota).
8.    Kopinggup Enumbi (Anggota).
9.    Lendi Enumbi (Anggota).
10. Tendiron Enumbi (Anggota).


Recent Posts