Jayapura – Ada sesuatu yang sangat
mengherankan ketika adanya kunjungan Presiden RI Jokowi ke Papua seminggu yang
lalu. Kejanggalan yang sangat menonjol adalah ketidakhadiran Gubernur Papua
Lukas Enembe mendampingi Presiden selama 3 hari di Papua.
Banyak media Online Indonesia yang menanyakan sebab ketidakhadiran Lukas Enembe pada saat kunjungan Presiden. Pada saat dimintai keterangan kepada salah satu juru bicara Lukas Enembe, Lamadi de Lamanto mengatakan bahwa lukas enembe sedang berada diluar Papua untuk mengurus masalah tertentu. Sedangkan saat ditanyakan pada Klemen Tinal Wakil Gubernur, mengatakan bahwa Pak Lukas sakit setelah pulang dari Cina dan coba tanyakan kepada istrinya mungkin akan lebih jelas, ungkapnya”.
Ada
apa Gubernur Papua tidak memberikan penyambutan kunjungan kepada Presiden
Jokowi dan rombongannya itu. Ada begitu banyak informasi yang disampaikan oleh
para orang dekat Gubernur. Namun anehnya, informasinya simpang siur tidak
seragam.
Hal
ini sangatlah tidak wajar, terdapat banyak alasan yang diungkapkan pada saat
ditanya mengapa Gubernur Papua tidak ada menemani Presiden di Papua. Pasti terdapat
hal yang sangat mencurigakan. Dan ketika ditanya, setiap jawaban yang
disampaikan orang-orang terdekatnya sangat bertolak belakang antara satu dengan
yang lain. Mengapa? Dan ada apa?.
Setelah
ditelusuri lebih dalam oleh beberapa instansi negara, seperti KPK, Polri dan
Menkopolhukan. Ternyata, terdapat suatu masalah yang sangat memprihatinkan ketika
diketahui ada udang dibalik batu, artinya, adanya suatu masalah politik yang
dikerjakan Lukas Enembe selama menjabat sebagai Gubernur di Papua.
Pengajuan
yang dilayangkan lukas Enembe kepada Presiden tentang masalah dana Otsus tidak
di setujui oleh Presiden sebab takut dana tersebut akan disalahgunakan dan akan
sangat rentan terjadi yang namanya korupsi. Maka dari itu, Presiden Jokowi
ingin melihat langsung keadaan yang ada di Papua sehingga tau dan jelas dana
yang diperlukan dan dibutuhkan untuk setiap pembangunan yang nantinya akan
dibangun.
Apabila
dana otsus tersebut langsung diberikan kepada Gubernur, maka dana tersebut
tidak akan sampai kepada masyarakat. Karena ternyata selama ini, dana otsus yang
sudah berjalan sebelumnya disalahgunakan oleh Gubernur Papua.
Dana
tersebut di berikan kepada kedua organisasi yang selama ini membantunya
sehingga terpilih mejadi Gubernur dan sampai sekarang masih bertahan. Yaitu KNPB
dan OPM yang menjadi teman korupsinya Lukas Enembe sehingga dana otsus yang
terus dipertanyakan masyarakat Papua selama ini tidak pernah dapat dirasakan
mereka. Dan dalang dibalik itu semua merupakan KNPB dan OPM yang menjadi
provokator, sehingga sangat sering terjadi konflik, baik itu demo maupun kasus
kriminal yang terjadi di Papua ini.
Hanya sedikit orang saja
yang mengerti mengapa masalah otsus ini tidak pernah selesai dan ketemu ujung
masalahnya. Semenjak ketidakhadiran Lukas Enembe menemani Presiden di Papua inilah
puncak kasus terbongkarnya wajah bertopeng Lukas Enembe. Kesimpulannya,
Gubernur Enembe takut bertemu dengan Presiden karena telah ketahuan seluk beluk
busuknya Lukas Enembe selama menjabat menjadi Guernur di Papua. Puluhan triliun
rupiah dana otsus dimakan habis oleh Gubernur sehingga sampai sekarang
masyarakat Papua tidak ada perubahan ekonomi sama sekali.
Maka
dari itu, cepat atau lambat Lukas Enembe nantinya akan di copot jabatannya
menjadi Gubernur Papua. Karena Instansi seperti KPK, Polri dan Menkopolhukan
telah menyelidiki kasus tersebut. Sebab sudah tercium bau yang sangat
mencurigakan di Lukas Enembe dengan Penyalahgunaan dana otsus yang diduga dikorupsi
oleh Gubernur Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar